Tendangan Penalti dalam Sepakbola - Tendangan pinalti. Dengan mengucapkannya saja dapat membuat pesepakbola yang paling berani akan merinding lututnya.
Terukir di memori setiap pesepakbola adalah saat momen penalti. Chris Waddle yang mengagumkan di Italia pada tahun 90an misalnya, atau tragedi adu penalti tahun 98 antara itali yang dihancurkan oleh perancis yang menjadikan perancis meraih gelar piala dunia.
Gambaran mental tersebut mendapat membanjiri dan memecah konsentrasi pemain saat mereka harus melangkah untuk mengambil tendangan penalti. Konsentrasi dan ketenangan pikiran merupakan elemen penting dalam mengambil tendangan penalti. Biasanya kiper mengganggu konsentrasi penendang, itu merupakan tujuan utamanya. Kiper Liverpool Bruce Grobbelaar terkenal dengan teknik lutut bergetar untuk membuat bingung penendang penalti, kemudian ditiru dengan sukses oleh Jerzy Dudek di final Liga Champion 2005.
Untuk penendang ada beberapa tips untuk menendang penalti. Pertama tempatkan bola pada dengan baik dan pastikan tidak ada rumput yang mengganggu yang bisa mengganggu arah bola ketika ditendang. Pastikan ketika berlari menendang tidak ada masalah. Letakkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang aga agak berjauhan dengan bola dibanding dengan kaki untuk menendang. Kemudian melangkan sekitar 5 - 6 langkah kebelakang kemudian lari dan menendang bola ke gawang.
Setiap pemain biasanya memiliki preferensi mereka sendiri untuk menendang bola. Gaya tendangan penalti dapat dibedakan menjadi dua macam :
- Placing : menggunakan kaki bagian dalam. Efektif dalam penempatan bola tetapi memiliki kelemahan dalam kecepatan.
- Power : menggunakan tempurung kaki. Efektif jika mempunyai kekuatan dalam menendang, tetapi lebih beresiko terhadap akurasi, dan dapat dengan mudah bola keluar dari gawang.
Intinya adalah berpikir dengan tenang dimana akan menempatkan bola, kemudian tendangkan bola kearah yang sulit dijangkau oleh penjaga gawang.